nama tab

nempel

PROFIL
Saudara-saudaraku adalah mereka yang belum pernah melihatku tetapi mereka beriman denganku dan mereka mencintai aku melebihi anak dan orang tua mereka. Mereka itu adalah saudara-saudaraku dan mereka bersama denganku. Beruntunglah mereka yang melihatku dan beriman kepadaku dan beruntung juga mereka yang beriman kepadaku sedangkan mereka tidak pernah melihatku.” 
(HR. Muslim)
twitterfacebookScribdMy 4Sharedwindows livegoogle pluslinkedinrss feedemail
.........................................................................................................................................................................
Ayat Ayat PILIHAN                :
"Katakanlah: 'Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).'" (QS. al-An'am: 162-163) "Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu. Tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk," (QS. al-Maidah: 105) "Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya. " (QS. Hud: 6) "Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu. " (QS. adz-Dzariat: 22) "Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah." (QS. Ali 'Imran: 110) "Karena itu, hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat berperang di jalan Allah. Barangsiapa yang berperang di jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenangan, maka kelak akan Kami berikan kepadanya pahala yang besar. Mengapa kamu tidak mau berperang dijalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: 'Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini yang lalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi-Mu, dan berilah kami penolong dari sisi-Mu. " (QS. an-Nisa': 74-75) "Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah?, maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar." (QS. at-Taubah: 111) "Ya Tuhan kami, terimalah dari kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ya Tuhan Kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduh patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji hami, dan terimalah tobat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Menerima taubat lagi Maha Penyayang. " (QS. al-Baqarah: 127-128) "Sesungguhnya Kami mengetahui bahwasannya apa yang mereka katakan itu menyedihkan hatimu, (janganlah hamu bersedih hati), karena mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang lalim itu mengingkari ayat-ayat Allah." (QS. al-An'am: 33)
.........................................................................................................................................................................
tiada yang kekal
semua hanya sesaat
hari ini kujumpai dan esoknya sudah tiada
hari ini gembira dan dikemudian kita sedih
singkat
dan tak memiliki ujung
namun kita masih tetap angkuh dengan keinginan kita
fatamorgana
.........................................................................................................................................................................
 Ya Allah, kepada-Mulah aku berserah diri, kepada-Mulah aku beriman, kepada-Mulah aku bertawakal, kepada-Mu pula aku kembali (bertobat), dan dengan nama-Mu aku membela. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung dengan keperkasaan-Mu, tidak ada tuhan yang berhak untuk diibadahi dengan benar kecuali Engkau, agar Engkau tidak menyesatkan diriku. Engkaulah Maha hidup yang tidak akan pernah mati, sedangkan jin dan manusia semuanya akan mati. (HR. Muslim, Ahmad, dan Ibn Hibban)
.........................................................................................................................................................................
www.flickr.com
Ini adalah lencana Flickr yang menampilkan foto dan video publik dankers51. Buat lencana Anda di sini.
.........................................................................................................................................................................
  • dipasarkan layangan beragam bentuk dan jenis, harga? Insya Allah bersahabat
  • Beragam referensi dan coretan kecil. Semoga bermanfaat

Monday, October 24, 2011

PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM


PENDIDIKAN
DALAM PERSPEKTIF ISLAM

            Islam adalah agama yang sempurna.  Ajarannya meliputi seluruh aspek kehidupan.  Termasuk di dalamnya adalah masalah pendidikan.    Bahkan Islam adalah agama yang memperhatikan masalah pendidikan dan ilmu pengetahuan dengan porsi yang sangat besar.  Bahkan keseluruhan ajaran Islam yang bersumber dari Al Quran dan As Sunnah merupakan materi pendidikan dan ilmu pengetahuan yang luar biasa, yang tidak dimiliki oleh agama-agama lain maupun ideologi-ideologi lain.  Sejarah mencatata bahwa bangsa Arab yang buta huruf, dengan pendidikan Islam yang khas, yang diterapkan oleh Rasulullah saw., telah berubah menjadi bangsa pelopor yang telah mampu menerangi dunia dan menjadi guru bagi dunia.  Dalam pergerakan kultural yang dilakukan oleh para Ulama, guru-guru pengajar Al Quran dan As Sunnah, serta hukum-hukum Syariah Islam, yang dilakukan dalam kurun waktu kurang lebih satu abad, hampir 2/3 dunia lama telah mengenyam Islam sebagai agama, budaya, dan hukum, dan khasanah pengetahuan yang baru: tsaqafah Islamiyah.   Berbagai bangsa yang beragam agama, adat-istiadat, dan sistem hukum  dan perundangannya, menjadi satu umat, satu bahasa, satu hukum, dan satu negara: Islam.  Peradaban Islam pun dikatakan sebagai jembatan peradaban yang telah berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan warisan Yunani sehingga dapat sampai kepada masa pencarahan bangsa-bangsa Eropa sehingga menjadikan perkembangan yang luar biasa seperti sekarang. Apa esensi pendidikan Islam, apa tujuannya, dan apa metodenya?  Tulisan ini mencoba menguraikannya.

Esensi Pendidikan

            Pendidikan adalah proses transfer nilai, pandangan hidup yang paling mendasar (aqidah), pemahaman-pemahaman hidup, dan berbagai pengetahuan yang menambah kesadaran peserta didik akan pandangan dan pemahamannya akan kehidupan (mafahim anil hayah) sehingga dia mampu mengambil jalan hidup yang benar, serta menambah kesadarannya tentang berbagai pemahamannya tentang benda-benda dan sarana-sarana hidup (mafahim anil asya) sehingga dia dapat meniti kehidupannya dengan benar.
            Dengan demikian dalam perspektif Islam, pendidikan adalah transfer nilai-nilai Islam yang bersumber dari Al Quran dan As Sunnah, pandangan hidup Islam atau aqidah Islamiyah (keimanan), dan berbagai pengetahuan Islam (al ma’arif al Islamiyah) seperti tafsir, ulumul Qur’an, riwayat-riwayat hadits-hadits Nabi saw., ulumul hadits, fiqh, ushul fiqh, bahasa Arab, ilmu nahwu, ilmu shorof, siroh Nabi saw, dan lain-lain yang mempertebal pemahman para peserta didik sehingga tidak ada ide Islam yang lolos dari format pikirannya yang diharapkan juga menjadi pengendali tingkah lakunya. Selain itu, perlu berbagai ilmu pengetahuan dan serta ketrampilan teknologi untuk menambah kemampuan para lulusannya menjalani hidup dengan tetap berpegang kepada aqidah dan pemahaman hidupnya (mafahim anil hayah).         
            Diharapkan dengan proses pendidikan Islam, para peserta didik dapat ditingkatkan optimalisasi akal budinya sehingga mereka dapat mensyukuri nikmat Allah berupa pancaindera serta kalbu yang dimilikinya (lihat QS. An Nahl 78) dan tidak terjatuh ke dalam derajat yang lebih rendah dari binatang ternak.  Allah SWT memperingatkan kita dengan firman-Nya:
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ ءَاذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.(QS. Al A’raf 179).

Tujuan Pendidikan

            Tujuan pendidikan Islam adalah membekali akal dengan pemikiran dan ide-ide yang sehat, baik itu mengenai aqidah dan cabang-cabangnya maupun hukum-hukum, baik yang pokok maupun yang cabang.  Islam telah mendorong agar manusia menuntut ilmu dan membekalinya dengan pengetahuan.  Allah SWT berfirman:
رَبِّهِ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو
“Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”.(QS. Az Zumar 9). 

            Dalam ayat ini Allah SWT menjelaskan perbedaan kedudukan antara orang-orang yang berilmu pengetahuan dengan orang-orang yang bodoh.  Antara ilmu dan kebodohan itu masing-masing memiliki martabat dan kedudukan di mata masyarakat.  Tentu saja orang yang berilmu pengetahuan menduduki tempat yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang-orang yang tak berilmu pengetahuan.  Lebih-lebih bilamana orang yang berilmu pengetahua tadi juga beriman dan beramal shalih!  Allah SWT menegaskan bahwa Dia SWT memberikan apresiasi yang begitu tinggi terhadap orang yang beriman dan berilmu pengetahuan.  Dia SWT berfirman:
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.(QS. AL Mujadilah 11).
           
            Rasulullah saw. mengabarkan betapa tingginya kedudukan orang-orang yang berilmu (ulama) yang mendapatkan kehormatan untuk memberikan syafaat bagi umat pada hari kiamat dengan idzin Allah.  Beliau saw. bersabda:
يَشْفَعُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ثَلاَثَةٌ: اَ ْلأَنْبِيَاءُ، ثُمَّ الْعُلَمَاءُ، ثُمَّ الشُّهَدَاءُ
“Ada tiga golongan yang akan meberikan syafaat (pertolongan di padang mahsyar) pada hari kiamat: (1) para Nabi; (2) para ulama; dan para syuhada.” (HR. Ibnu Majah dari Utsman bin Affan, lihat Fathul Kabir Jilid III hal 424).
                Jelas dalam hadits di atas ulama diletakkan pada nomor urut kedua, yakni setelah para Nabi, lebih dulu daripada para syuhada, dalam hal memberikan syafaat dengan izin Allah SWT.
            Dalam hadits yang lain Rasululla saw. menerangkan bahwa orang yang bergiat mencari ilmu akan mendapat fasilitas jalan ke sorga.  Beliau saw. bersabda:
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقَهُ اِلىَ الْجَنَّةِ
“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, niscaya Allah akan memudahkan jalannya mencapai surga”.
            Dan orang-orang yang melalaikan dirinya dari pendidikan Islam mendapat ancaman dari Allah SWT.  Al Quran mengancam orang-orang yang telah memeluk Islam tapi tidak memahami islam dan Al Quran.  Allah SWT mencap mereka dengan lafazh jahiliyah.  Dia SWT befirman:
يَظُنُّونَ بِاللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ ظَنَّ الْجَاهِلِيَّةِ يَقُولُونَ هَلْ لَنَا مِنَ الْأَمْرِ مِنْ شَيْءٍ قُلْ إِنَّ الْأَمْرَ كُلَّهُ لِلَّهِ
“Mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliyah. Mereka berkata: "Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini?" Katakanlah: "Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah". (QS. Ali Imran 154).

            Dan dengan bekal ilmu-ilmu Islam yang dimiliki secara sempurna, seorang muslim atau masyarakat muslim akan steril dari ide-ide maupun hukum-hukum kufur.  Mereka yang yakin kepada Islam pastilah memandang Islam lebih tinggi dari yang lain dan hukum Islam lebih baik daripada hukum jahiliyah (lihat QS. Al Maidah 50).  Dengan pandangan ini mereka hanya meresa qana’ah bila hukum yang mengatur interaksi di dalam kehidupan masyarakat adalah hukum syariah Islam, dalam seluruh aspek kehidupan. Mereka tidak silau oleh kemajuan sains dan teknologi Barat.  Mereka memandang sains dan teknologi bersifat universal, bisa digali dan dimiliki oleh siapapun, bangsa manapun, dan penganut agama atau ideologi apapun.  Mengadopsi sains dan teknologi Barat bukan berarti juga harus mengadopsi pemikiran, etika, hukum, ekonomi, dan budaya barat yang terkategori jahiliyah dalam pandangan Islam.  Sains dan teknologi adalah alat dan kemudahan untuk dapat benar-benar menjalani hidup, sedangkan peradaban dan budaya serta syariah Islam adalah satu-satunya jalan hidup yang benar yang harus ditempuh oleh siapapun yang ingin selamat, baik dengan sains dan teknologi maupun tidak.

Metode Pendidikan

            Untuk mencapai tujuan pendidikan di atas dan mendapat esensi pendidikan tersebut, maka metode yang dipakai adalah bukan sekedar transfer pengetahuan, tapi haruslah pembentukan dan pembinaan kepribadian.  Dalam hal ini, kepribadian bukanlah sekedar pembentukan etika moral, tapi lebih luas dari itu. 
Secara esensial, kepribadian (syakhshiyyah) adalah tersusun dari pola berfikir (aqliyah) dan pola pengendalian diri/jiwa (nafsiyyah).   Untuk membentuk kepribadian, langkah pertama yang harus ditempuh adalah menanamkan aqidah sebagai ide dasar (fikroh asasiyah).  Inilah batas dimana orang tergolong mukmin ataukah kafir.  Jika aqidah telah terbentuk melalui pendidikan, yakni melalui sentuhan-sentuhan akal maupun perasaan, baik dengan menggunakan ayat-ayat Al Quran yang menghubungkan keimanan dengan realitas diri manusia dan alam sekitarnya, maupun dengan uraian-uraian relitas yang dihubungkan dengan keimanan.  Pada tahap ini pembentukan kepribadian baru taraf fondasi.
Selanjutnya aqidah Islamiyah yang dimiliki ditekadkan untuk senantiasa menjadi dasar berfikir dan memahami kehidupan. (Aqliyah Islamiyah).  Sebagai contoh, ketika di masa Nabi putra beliau meninggal bersamaan dengan gerhana, lalu orang-orang menghubungkan bahwa kejadian gerhana itu lantaran matinya Ibrahim.  Nabi saw. membantah hal itu dengan sabdanya: “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua di antara tanda-tanda kekuasaan Allah, keduanya tidak mengalami gerhana lantaran hidup dan matinya seseorang.  Jika terjadi gerhana, maka sholatlah sampai hilang gerhana itu”.  
            Aqidah Islamiyah juga mesti ditekadkan untuk dipakai mengikat kehendak dan keinginan untuk berbuat, sehingga perbuatan seseorang yang dilakukan terikat dengan pemahaman hidup yang bersumber dari aqidah itu.  Artinya, seorang yang telah tertanam dalam jiwanya bahwa riba adalah perkara yang diharamkan Allah (lihat QS. Al Baqarah 275-279), dia akan menolak bermuamalah riba sekalipun mendapatkan iming-iming bunga (interest/riba) dan berbagai fasilitas yang menggiurkan.  

Khatimah

            Semakin kuat aqidah seseorang, semakin banyak pengetahuan Islam yang dia jadikan pemahaman hidupnya (mafahim anil hayah), perbuatannya semakin terjaga dan kedudukannya semakin mulia.  Sekalipun demikian, pendidikan berlangsung seumur hidup, sebab gangguan dan godaan banyak sekali untuk menghancurkan hasil pendidikan kita yang terus-menerus itu.  Orang yang hafal Al Quran terkadang lupa bahwa ada hukum-hukum yang membatasi tingkah lupa.  Orang yang ingat akan ayat hukum yang membatasi tingkah lakunya terkadang tergoda oleh bujuk rayuan syetan, atau tak kuasa menolak gejolak nafsunya.  Oleh karena itu, disamping pendidikan untuk individu, tidak boleh dilupakan pendidikan untuk masyarakat, agar hasil-hasil pendidikan kita terjaga oleh masyarakat yang senantiasa menjaga pemikiran, perasaan, dan peraturan Islam. Dan perpaduan itu semua akan memunculkan sifat taqwa dalam diri seseorang.  Allah SWT mengajarkan kepada kita: Bertaqwalah kepada Allah, niscaya Allah akan mengajarkan ilmu kepada kalian! Wallahu a’lam bis shawab!

           

No comments:

Post a Comment

berikan komentar anda